Selasa, Juni 10

Global Warming dan Penyakit "Egoindisme"

Sekarang lagi rame-ramenya orang bicara global warming atau pemanasan global. Cuaca dan suhu bumi semakin panas, es di kutub utara terus mencair dan dikabarkan akan menenggelamkan bumi. Bumi ini akan terbakar dan meleleh seperti magma yang turun dari puncak gunung berapi, mengerikan ya! Iklim bumi berubah-ubah drastis membuyarkan prediksi dan prakiraan cuaca. Siklus hujan yang biasanya teratur menjadi kacau, tak seperti biasanya. Kayaknya sulit membedakan mana musim kemarau mana penghujan. Diharap kemarau eh malah hujan, sudah itu banjir lagi. Diharapkan hujan yang datang kemarau, kacau kan!


Global warming menjadi ancaman yang tak bisa dianggap main-main, karena menyangkut kehidupan semua penduduk bumi. Penangulangan global warming menjadi tanggung jawab bersama penduduk bumi. Tapi, yang lebih bertanggungjawab harusnya adalah mereka yang menjadi penyuplai terbesar kerusakan di muka bumi ini. Siapa mereka itu? Mereka adalah para pemilik industri-industri besar di dunia. Jangan mereka hanya enak-enakan aja meraup semua kekayaan bumi ini, sedangkan kerusakan bumi yang diakibatkan oleh ulah tangan mereka, diabaikan aja. Ini jelas tidak adil, bukan! Sory, lagi marah nih! Merekalah yang seharusnya bertanggung jawab terhadap semua ini. Lalu mana tanggung jawab mereka? Hahhh, mana?

Akibat global warming, sekolah kami juga ikut terkena getahnya. Sekolah kami jadi banyak debu, cuaca kelas panas, belajar jadi nggak konsen, lebih-lebih suasana seperti ini seringkali memantik emosi liar kami yang biasanya berujung pada pertengkaran, semuanya serba nggak nyaman. Ternyata semua ini terjadi tak cuma karena kelalaian kami namun juga akibat sedekah haram dari global warming ini. Kami tidak mencari kambing hitam untuk menutupi kesalahan sendiri. Ngapain juga begitu, wong kambing putih aja masih buanyak kok! Namun, fakta bicara demikian, bukan begitu, pren! Ahh, kapan semua ini akan berakhir, ya? Entahlah?



Inikah Penyebabnya?

Setelah kami coba pikir-pikir, akhirnya kami menemukan jawaban kenapa global warming ini terjadi? Kami pikir yang paling mendasar adalah karena manusia di muka bumi ini udah terjangkiti virus egoisme dan individualisme. Kok bisa! Apa hubungannya donk?

Ok, begini. Egoisme en individualisme itu ibarat pinang dibelah dua. Kalo dibilang kakak beradik, ya boleh lah! Gitu aja kok repot! Nah, kalo keduanya dimerger maka akan lahir sebuah penyakit yang obatnya lebih susah dicari daripada obat penyembuh aids, sebut aja namanya "Egoindisme" (maapin ye! Nih istilah karangan kami aja, jadi nggak bakalan nongol di kamus, he..he…) Gimana wujudnya? Wujudnya seperti mau menang sendiri nggak mau kalah dengan orang lain. Nggak mau mikir gimana orang lain, mau orang lain sengsara, menderita, masa bodoh! Yang penting dirinya hepi, urusan jalan terus. Nah, coba tu! Kalo kamu2 pada kejangkitan nih penyakit, bisa kebayang nggak sih! Bisa kacau-cau semua urusan. Sekalian aja hidup di hutan sono, nggak usah kumpul dengan manusia yang lain.

Nah, karena penyakit inilah global warming ini muncul. Coba bayangkan! Kalo aja manusia nggak punya penyakit Egoindisme ini, dunia ini udah sejak lama tentram en penuh dengan kedamaian. Nggak seperti sekarang. Kalo aja manusia nggak main tebang hutang sembarangan, kalo aja nggak mau buang sampah sembarangan, kalo aja semua jenis asap yang dikeluarkan oleh kendaraan berbahan bakar minyak, rokok yang diisep manusia atau pabrik-pabrik industri itu bisa disaring dengan benar, tidak membahayakan en mengandung zat2 atau unsur2 kimiawi yang merusak, kalo aja para pemilik perindustrian besar di bumi ini tak serakah dan mau peduli dengan kerusakan yang udah ditimbulkannya, kalo aja mereka sadar dengan semua ini, barangkali global warming nggak bakalan terjadi, tul nggak! Nah, kalo udah terlanjur begini, semuanya mau tak mau terkena dampaknya juga. Bahkan adik bayi yang baru lahir pun ikut menanggungnya, padahal ia nggak tahu apa2. kesian kan!


Mungkin Ini Sebuah Solusi

Ok! Mau nggak mau ini udah terjadi. Nggak usah disesali. Sekarang yang dibutuhkan adalah kerja keras kita. Mau nggak kita ngorbanin tenaga untuk berpartisipasi menanggulanginya. Lalu apa donk usaha kita? Untuk menjawab soal ini, ingatlah dengan tiga "M"nya Aa' Gym. Apaan tu? Yaitu mulailah dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, dan mulailah sekarang juga.

Sekarang, cobalah kita melakukan penghijauan di sekitar kita, sekolah, rumah, jalan atau dimana aja. Buat lingkungan kita, desa atau kota menjadi hijau. Tak sekadar jalanin gerakan tanam seribu pohon, berjuta-juta pohon juga nggak apa-apa. Yang penting hasil akhirnya bumi kita hijau kembali. Lalu, yang nggak kalah penting lagi adalah rajin-rajinlah mandi. Sebab bau badan akibat malas mandi itu paling tidak ikut menyumbang kebocoran ozon dilapisan langit bumi sono, he…he…Hayo, sapa yang belum mandi?

Lagi nih ya! Mulailah sekarang nih kita kudu hemat energi. AC, kulkas, seterika, PC dan lainnya yang memakan beban listrik besar nggak usah dipakai kalo nggak perlu. Ato back nature aja. AC nggak perlu pake listrik cukup bikin aja rumah kamu punya banyak jendela. Trus kalau kamu nyetrika pake aja setrika model lawas yang pake arang, ato kalau kamu pingin minumanmu tetap dingin, nggak usah pakai kulkas pakai aja kendi, kami jamin sama kok dinginnya. Nenek moyang kita dulu pake, nyatanya mereka tetap awet sehat sampai sekarang. Kalo biasanya kamu belajar di malam hari, ubahlah mulai sekarang belajar di siang hari. Kamu manfaatin aja tu sinar matahari, nggak usah pake listrik. Malam hari untuk istirahat. OK, kan!

Nah, untuk kamu yang doyan main game, mulai sekarang carilah permainan yang lebih ramah dan natural yang kagak bakalan ngabisin listrik. Sebut aja misalnya main petak umpet, ato bikin mobil balap dari kulit jeruk Bali, nggak apa-apa kan! Dengan begitu daya kreasimu akan semakin berkembang, siapa tahu Tuhan menentukan lain, kelak kamu bakal bisa bikin mobil sendiri. Bahannya murah dan ramah lingkungan yang kualitasnya nggak kalah dengan Jaguar, BMW, Porche, Lamborgini dan mobil2 kece lainnya, hebat kan!

Atau kalau nggak gitu olahraga, lari-lari, main sepak bola, sepak takraw, bola voly, bulu tangkis atau yang lainnya. Siapa tahu aja dengan berolah raga kayak gini, kamu berpeluang menjadi atlit yang diperhitungkan tidak aja di negeri ini tapi juga dunia, he..he…Tinggalkan ngegame yang banyak ngabisin listrik.

Nah, untuk kamu yang biasanya ke sekolah pake kendaraan ber-BBM. Mulai sekarang, Pakailah kendaraan yang kagak boros dan irit (sst…jangan bilang sapa2, kayak Honda itu lho). Kalo nggak gitu, kamu lebih baik mancal sepeda aja. Itung2 selain fisik kamu tambah kuat, keringet kamu juga tambah asem, he...he…

Waduh…sebenarnya masih banyak lagi nih! Tapi berhubung kita juga kudu hemat energi, maka kami cukupkan sampai di sini aja ya! Lain kali disambung lagi kalo energi kami udah kembali, he...he…Kalo ada sumur di ladang boleh kita menumpang mandi, kalo tak ada sumur diladang, ya…itu bukan urusan kita, biarin aje kagak usah dipikirin…ye! He…he…(Anjar, dkk)






0 komentar: