Jumat, Desember 12

Lomba Blog Tingkat SMP, SMA, dan SMK Sederajat Spesial Kabupaten TULUNGAGUNG DAN TRENGALEK

Ketentuan lomba blog

Lomba blog di pendaftaran di mulai pada akhir November 2008 dan ditutup awal Januari 2009

Peserta spesial pelajar SMP, SMA, dan SMK Sederajat wilayah Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek.

Ketentuan lomba :
Satu blog harus dibuat kelompok, satu kelompok terdiri 5 pelajar setingkat.


Materi lomba Blog :

  • 1. Mata Pelajaran Sekolah (bisa dibuat ebook)
  • 2. Tugas dari Guru (Pelajar bisa belajar kelompok jarak jauh dan interaksi belajar dimasukin blog yaa, karena ini menjadi salah satu penilaian dewan juri semakin banyak commentnya nilai tambahnya meningkat)
  • 3. Karya Ilmiah (wah ini yang mantap, peneliti internasional melihat karya ilmiah rekan2 dan dibahas para pakar bisa dapat nobel, ya minimal beasiswa sekolah ke luar negeri, kalo begitu ada translate ke bahasa inggris (ini tidak wajib kok) lebih mantap lagi heeeheee)
  • 4. Kegiatan sekolah (Kita bisa mejeng nih!)
Aksesoris blog :

  • 1. Ada gambar sekolah masing - masing.
  • 2. setiap blog peserta harus di link ke http://www.pestapelajar.blogspot.com
  • 3. ada logo sponsor dan di link ke web sponsor
  • 4. dan semuanya yang positif
  • 5. Kalo ada gambar jorok peserta bisa di eleminasi (katanya gitu)

Tempat pendaftaran :

  1. 1. via e-mail blog.pelajar@gmail.com
  2. 2. via SMS ke no hp 085735056100 (mas yudi)
  3. 3 atau daftar plus konsultasi ke Dr. Indocom, Jl. I Gusti Ngurah Rai VIII/16 Tulungagung (Orari ke timur 100m) phone (0355)336808

Konfirmasi pendaftaran bisa di lihat http://www.pestapelajar.blogspot.com

Selamatkan Anak-anak!

Banyak orang gendeng di dunia ini. Salah satunya adalah kebiasaan mereka menceburkan anak-anak dalam dunia pornografi.

Orang tua modern bisa jadi semakin tambah waswas dengan merebaknya pornografi ke dalam jaringan internet. Siapa yang tahu ketika anak-anak sedang bermain internet tahu-tahu ia salah pencet, misalkan, atau nyelonong iklan mesum ke layar monitor. Menurut dr.. Andik Wijaya, DMSH 1 dari 3 remaja Indonesia yang suka surfing di dunia maya, pernah mengakses situs-situs porno. Ia juga menuliskan bahwa 66 persen remaja yang melakukan? (maaf) oral seks terinspirasi oleh tayangan itu di internet. Padahal, selain jelas mesum, banyak adegan vulgar di internet itu yang terbilang menjijikkan seperti homoseksual, lesbian, pedofilia, hubungan seks dan wanita hamil, bahkan hubungan sedarah (incest). Mengerikan!

Bila di tanah air kekhawatiran akan anak-anak mengkonsumsi pornografi belum terlalu terasa, di Amerika sudah banyak orang tua yang mengajukan protes pada pemerintah setempat.? Menyadari bahayanya, dua orang senator Amerika, James Exon dari Nebraska dan Dan Coats dari Indiana segera merancang undang-undang untuk membasmi cybersex, yang disebut Communication Decency Act. ?Dua orang senator ini mengancam akan memasukkan sanksi dendan US$ 100 ribu bagi siapa saja yang membuat gambar porno itu bisa dijangkau anak-anak. Tapi usulan ini mendapat protes keras, terutama karena berlawanan dengan First Amandement, yang, antara lain, melarang Kongres membatasi kebebasan pers, berbicara dan hak mendapat informasi. Itulah ruwetnya demokrasi; selalu mengatasnamakan kebebasan padahal banyak urusan yang membahayakan moral publik, terutama remaja dan anak-anak.

Selain mendapat tentangan secara hukum, banyak kalangan meragukan keefektifan pemerintah mengontrol dunia tanpa batas tersebut. Server lokal bisa saja dibungkam, tapi bagaimana dengan yang dari luar wilayah hukum AS? Ini yang menjadi persoalan. Di Asia, langkah positif ini sudah diikuti oleh Singapura. Pemerintah setempat sudah melakukan pembatasan. Provider, perusahaan penyedia jasa layanan internet dibatasi hanya dua buah saja. Mereka juga dikontrol ketat. Bagi mereka yang kepergok menyebarkan pornografi ada ancaman hukuman kurungan dan denda. Bagaimana di Indonesia? Para penggemar dan penggiat situs porno boleh menarik nafas lega, soalnya pemerintah nampaknya masih adem ayem.

Ancaman pornografi pada anak-anak bukan saja kekhawatiran mereka bakal mengkonsumsi tayangan tersebut, tapi mereka juga bisa menjadi korbannya. Banyak situs porno di internet yang menayangkan pornografi yang dilakukan oleh anak-anak. Baik foto mesum ataupan adegan mesumnya itu sendiri. Pada bulan September 1998 dibawah koordinasi British National Crime Squad (BNCS), aparatur kepolisian di 12 negara menggerebek markas pembuatan dan penyebaran pornografi anak-anak. Selain menangkap 100 orang lebih, juga didapatkan 100.000 foto menjijikkan. Yang lebih mengerikan, di antara anggota mafia pornografi itu ada yang menggunakan anak kandung atau keponakan, untuk kegiatan bisnis jahanam tersebut. Diduga, kegiatan pornografi anak sangat erat kaitannya dengan banyaknya anak-anak yang hilang. Di Amerika saja setiap tahunnya sekitar 800.000 anak hilang. Dan jangan salah, situs yang menayangkan pornografi anak dan remaja juga ada yang made in Indonesia. Bahkan pihak kejaksaan AS saja sampai mengeluarkan surat penangkapan bagi dua orang warga RI yang menjadi webmaster situs porno anak-anak.

Meski usaha keras kepolisian dilakukan, namun menggulung jaringan pornografi anak tidaklah mudah. Wakil Direktur BNCS, Bob Packham, mengakui hal tersebut. Jaringan yang bernama Wonderland itu muncul di AS dan menyebar ke 12 negara di Eropa dan Australia, mereka memiliki sistem yang canggih. Mereka menggunakan kode pengamanan yang dikembangkan dinas rahasia KGB, dalam jaringan komunikasinya. Dahsyat memang!

Selama mental manusia tidak dibenahi dengan akidah yang shahih, maka penghargaan pada sesama manusia tidak akan pernah ada. Yang muncul malah eksploitasi dan saling memeras, termasuk pada anak-anak, kelompok manusia yang paling lemah. Maka, manusia harus jujur bahwa mereka membutuhkan Islam. Satu-satunya ideologi yang menentang eksploitasi terhadap sesama manusia, dan mencintai kelompok yang lemah, khususnya anak-anak. [januar, sumber Gatra 10/10/98, Kompas 12/04/02, Satulelaki.com.]

Erotisme Di Dunia Maya

Pornografi makin menggila. Batas antarnegara pun diterjang. Kini bisa hadir online 24 jam di rumah-rumah kita. Internet adalah jalan tembusnya.

Kecanggihan teknologi memang pisau bermata dua. Salah pemanfaatan bukan kebaikan yang datang, tapi marabahaya. Itu juga yang berlaku pada internet. Kemudahan informasi via internet ternyata mengundang hadirnya industri pornografi. Adalah ulah sejumlah kapitalis yang menanamkan investasi di bisnis pornografi dunia maya. Beragam informasi yang bikin gerah banyak orang itu ditawarkan. Mulai dari sekedar menampilkan gambar wanita telanjang hingga adegan-adegan yang menjijikkan dan di luar batas kemanusiaan juga dijajakan; seperti lesbian, homoseksual, pedofilia dan hubungan intim dengan hewan. Tapi apapun komentar banyak orang - termasuk kita umat Muslim –, erotisme yang ditawarkan via internet telah mendobrak batas-batas penghalang antara publik - termasuk remaja - dengan para produser pornografi. Kini, orang dewasa dan remaja tidak perlu sembunyi-sembunyi membeli majalah atau VCD porno karena semuanya dapat hadir di warung internet, dan bahkan rumah. Seperti kata Scott Hirsch, pemilik DOMELive salah satu situs porno terbesar di Amrik, “Internet telah memecahkan problem distribusi yang menghadang industri pornografi.”

Clinton-Lewinsky

Setelah Kongres Amerika menyetujui pembeberan skandal Bill Clinton dan Monica Lewinsky - hasil investigasi Kenneth Starr, 11 September 1997, sontak banyak orang mengalihkan perhatian mereka ke layar monitor. Meng -klik sejumlah situs internet dan membaca laporan setebal 442 halaman. Begitu banyaknya orang yang mengakses internet, membuat mengakses laporan itu tak segampang biasanya.

Apa kelebihan informasi yang diturunkan internet? Bebas sensor. Bila jaringan televisi dan media cetak harus melalui sensor terlebih dahulu, situs-situs menyajikannya dengan komplit. Detil demi detil perselingkuhan Mr. Bill dan karyawan magang Gedung Putih itu dikupas tuntas. Mulai dari proses perkenalan, tubrukan yang direkayasa, surat-suratan dan telepon-teleponan yang penuh rayuan gombal, hingga sejumlah perzinaan yang dilakukan sang presiden dengan pegawainya tersebut.

Nggak aneh kalau anak muda di Amrik tercatat yang paling banyak mengakses laporan tersebut, meski orang tua juga ada. Tapi kaum tua kemudian mencibir dan menyebut laporan tersebut tidak ada bedanya dengan roman stensilan murahan. “Menjijikkan,” komentar mereka.

Tapi, perselingkuhan tingat tinggi ini menjadi cerita betapa internet telah menjadi sebuah sumber informasi yang amat vital, sekaligus tambang emas kekayaan yang menggiurkan. Coba simak, setelah laporan Kenneth Starr keluar, Bursa Dow Jones mencatat bahwa saham perusahaan internet melonjak tajam. Saham American Online, misalnya meningkat dari 9 1/8 menjadi 115 ?; Yahoo dari 14 15/16 sampai 117 7/8; dan Amazon.com melonjak dari 16 15/16 menjadi 105 1/8; saham Excite sebuah perusahaan search engine (mesin pencari) naik 30 %, dari 9 3/8 menjadi 37 ?.

Itulah yang menyebabkan internet mulai dilirik para pengusaha seks. Mudah dijangkau konsumen (karena di AS komputer hampir ada di tiap rumah), harganya terjangkau karena memakai pulsa lokal, dapat disimpan, dan paling penting; privasi terjaga. Orang tidak perlu lagi ngumpet-ngumpet untuk membeli majalah atau VCD porno, cukup diam di kamar atau pergi ke warnet.

Begitu dahsyatnya, sampai-sampai Gedung Putih pun mengakses cybersex ini. Baru-baru ini seorang konsultan keamanan komputer yang disewa untuk membenahi masalah itu di dalam Gedung Putih menemukan adanya akses internet dalam jumlah besar dari dalam lokasi terhormat itu terhadap situs-situs pornografi yang menyediakan jasa tayangan streaming video secara real-time!

Sejumlah besar arsip video pornografis itu diketahui berhasil menembus masuk ke dalam Gedung Putih, padahal file-file itu harus melewati firewall yang tentu saja sudah terhitung sangat canggih untuk ukuran Amerika guna melindungi kemungkinan tersusupinya sistem komputer kepresidenan, termasuk oleh mereka yang bersembunyi di balik jasa situs-situs porno. Penggunanya? Sejumlah nama pejabat penting di sana, dan beberapa di antaranya adalah wanita. (satulelaki.com)

Karena duit, bisnis cybersex kini merajalela. Majalah Playboy, misalnya, sejak tahun ‘96 lalu membuka situs di internet. “Jasa internet sangat membantu usaha kami,”kata Tony Lynn, Presiden Playboy Entertainment. Tony berkata demikian karena tiras majalah porno yang mencapai 5 juta eksemplar itu terus melorot karena mulai banyak pesaing.

Spice Entertainment, perusahaan hiburan Amerika yang semula menawarkan jasa haram itu lewat jaringan televisi juga ikut merambah internet. “Kalau mau mengeruk duit dari jasa on line, itulah seks,” kata Roger Faherty, Direktur Spice Entertainmet.

Salah perusahaan penyedia jasa erotisme Internet Video Group (IVG) menceritakan keuntungan yang mereka raup. Pemiliknya, Scott Hirsch, mampu membeli rumah mewah dan Mercedes Benz dalam sekejap. Untuk itu Hirsch mempekerjakan 3 lusin wanita cantik yang sehari-harinya ‘bertugas’ menampilkan kemesuman. Mereka kebanyakan para penari malam yang sudah jenuh bekerja di klab-klab malam. Para ‘artis’ itu bekerja di areal terbuka seluas 22.000 meter persegi di Pompano Beach, yang berfungsi sebagai cyberbroadcast, dilengkapi segala fasilitas termasuk gimnasium untuk menjaga kebugaran para ‘karyawan’. Gedungnya saja senilai US$ 1,6 juta. Tapi biaya besar itu tidak menjadi soal karena Hirsch paham betul seluk beluk bisnis ini. Perhitungan Hirsch benar, dalam tiga bulan perusahaannya sudah meraup keuntungan.

Perusahaan yang dipimpin usahawan contact lens, pernah membuat gebrakan sinting yang menjadi skandal. Mereka promosi akan menayangkan adegan mesum sepasang pemuda bernama Mike dan Diane, yang akan melepas keperawanannya 4 Agustus ‘98 lalu. Para penggila erotisme kontan memburu tayangan tersebut. Ketika rencana itu diumumkan pada pertengahan Juli, dalam sekejap 50.000 orang tercatat bakal masuk situs tersebut. Masing-masing dikenai tarif US$ 5-US$ 8.

Namun tayangan sinting bin ngawur itu keburu terbongkar. Mike ternyata bernama Ty Taylor, 23 tahun, seorang pengangguran dari Alabama. Sedangkan Diane bernama Michelle Parma, asal Texas. Michelle mengaku ia sudah tak gadis lagi. Diduga keduanya melakukanitu untuk publisitas dan duit. Tapi keduanya menyangkal tuduhan tersebut, “Ini untuk pendidikan seks yang sehat,” kata Michelle. Rupanya mereka disponsori Condomania, sebuah perusahaan retail kondom di California. Gila nggak tuh!

Berapa keuntungan bisnis situs porno ini? Cukup susah untuk menghitungnya. Karena begitu banyaknya perusahaan seperti ini tersebar di pelosok bumi. Forrester Research, sebuah jasa konsultasi bidang telekomunikasi di Boston, mengungkapkan bahwa layanan hiburan orang dewasa (adult entertainment) mencapai US$ 50 juta pertahun. Sumber lain mengungkap tahun lalu, situs asusila ini ditaksir mengeruk keuntungan hingga US$ 200 juta, atau 35 % dari US$ 550 juta pendapatan bisnis internet.

Apa yang kini berkecamuk di dunia cyberspace adalah gambaran betapa batas asusila dan susila itu sudah menjadi kabur, bahkan nyaris tidak ada. Itulah kapitalisme. Dengan asas manfaatnya sukses mengecoh manusia untuk menjadi gila harta sekalipun dengan mengorbankan moral dan harga diri. Apa mereka akan hancurnya generasi muda dan juga masyarakat? Pertanyaan seperti itu rasanya percuma dilontarkan pada mereka, tapi lebih tepat ditujukan pada umat Muslim. Agar mereka tidak lagi mengagungkan kapitalisme, demokrasi dan sekulerisme. Toh, sudah terbukti borok-boroknya. [januar]