Senin, Juni 30

Rahasia Kebaikan

Suatu hari, seorang bocah miskin sedang berjualan dari rumah ke rumah demi mem biayai sekolahnya. Ia merasa lapar dan haus, tetapi ia hanya mempunyai sedikit uang. Ia memutuskan untuk meminta makanan dari rumah terdekat. Tetapi, ketika seorang gadis muda membukakan pintu, ia kehilangan keberaniannya. Akhirnya ia hanya meminta segelas air putih untuk penawar dahaganya.

Gadis muda itu berpikir pastilah anak ini merasa lapar, maka dibawakannyalah segelas besar susu untuknya. Bocah itu meminumnya perlahan lalu bertanya, "Berapa saya berhutang kepada Anda?"

"Kamu tidak berhutang apa pun," jawab si gadis, "Ibuku mengajarkan untuk tidak menerima bayaran apa pun buat perbuatan baik yang kami lakukan."
"Kalau begitu saya hanya bisa mengucapkan terima kasih dari lubuk hati saya yang terdalam," kata anak itu.

Saat Howard Kelly bocah kecil miskin itu - meninggalkan rumah tersebut, ia bukan hanya merasa badannya lebih segar, tetapi keyakinannya pada Tuhan dan sesama manusia menjadi lebih kuat. Sebelumnya dia sudah merasa putus asa dan hampir menyerah.

Belasan tahun berlalu. Suatu hari gadis tadi, yang sudah menjadi wanita dewasa, mengalami sakit parah. Dokter yang menanganinya merasa bingung dan akhirnya mengirimnya ke Rumah Sakit di kota besar untuk mendapatkan pertolongan spesialis. Dr. Howard Kelly dipanggil untuk berkonsultasi. Ketika ia mendengar nama kota tempat asal si pasien, ia segera pergi ke kamar tempat dimana wanita itu dirawat. Ia langsung mengenalinya dan memutuskan untuk melakukan yang terbaik yang bisa ia usahakan untuk menolongnya.

Setelah melewati perjuangan panjang, penyakit wanita itu akhirnya dapat diatasi. Dr. Kelly pun dipanggil oleh pihak administrasi untuk menandatangani biaya yang harus dibayar oleh wanita itu kepadanya. Ia melihat kuitansi tersebut, dan menuliskan sesuatu. Kuitansi itu lalu dikirimkan ke kamar perawatan si wanita.

Wanita tersebut merasa takut untuk membukanya, karena ia merasa yakin bahwa ia tidak akan mampu membayarnya. Akhirnya dengan menguatkan hati, ia melihat ke kuintansi tersebut. Sebuah tulisan pada kuitansi telah menarik perhatiannya. Ia membaca tulisan itu: "TELAH DI BAYAR PENUH DENGAN SATU GELAS SUSU. Tertanda, Dr. Howard Kelly."

Sumber: Buku Mengasah Hati, Zaim Saidi

Indahnya Bekerja Sama

Tahu nggak kamu, kalau kita bukanlah apa-apa tanpa sahabat, teman, atau sodara kita. Kita tentu nggak bakalan bisa ngerjain sgala sesuatunya sendirian. So pasti, kita butuh teman. Biar kerja kita jadi ringan en cepat kelar. Walau sehebat apapun kita tanpa orang lain kita nggak bisa apa-apa " We Are Nothing"

Waktu jalan2 (wisata maya) kemaren kita dapetin satu dongeng. Ini beneran lo ya! Bukan main2. Jadi, kami harap usai dengerin cerita nih, kamu langsung paham en mengerti kalo kerjasama itu, suatu yang luar biasa sifatnya! Coba bayangin, mana bisa Si Bandung Bondowoso dapet bangun Candi Sewu tanpa bantuan dari para gaibnya. Ato yang paling deket nih, Pak SBY nggak bakalan bisa ngurusin negara ini sendiri tanpa kabinetnya. Walau segagah apapun perawakannya tetap aja ia bukan apa-apa tanpa orang lain, tul nggak. Oleh karena itu, jangan pernah kamu ngeremehin kerjasama ini.

Ok, tunjek point aja ya!. Dongeng ini berkisah tentang pertandingan lari antara kura2 en kelinci. Begini ceritanya: Suatu ketika, kelinci ngajak kura2 balapan lari. Pertandingan pun dimulai. Kelinci langsung memimpin jauh di depan kura2. Tiba-tiba kelinci itu noleh ke belakang, dilihatnya kura-kura masih tertinggal jauh. Karena udah merasa menang, kelinci berhenti berlari. Sang pemakan wortel ini malah duduk2 santai tidur2an di bawah pohon yang rindang. Nah, karena saking asyiknya, ia akhirnya tertidur di tempat itu.

Pelan namun pasti kura2 tetap berlari. Sampe kemudian ia mampu melewati sang kelinci yang sedang tertidur. Kura2 pun menang dan mampu mengalahkan sang kelinci. Setelah sampai di garis finish, kura2 bersiul memanggil kelinci. Kelinci terbangun dari tidurnya, dan mendapati dirinya telah kalah bertanding.

Merasa malu dikalahkan oleh kura2 yang larinya klunak-klunuk itu, kelinci menangis. Kura2 pun datang menghibur kelinci sambil berkata? Lain kali kamu kudu hati2 dan ingat slalu falsafah jawa 'alon-alon asal klakon,' he...he…

Tak terima dengan kekalahannya sang kelinci kembali menantang si kura2. Tanpa pikir panjang kura2 pun setuju. Begitu aba-aba start dimulai, kelinci langsung berlari sekenceng-kencengnya. Kali ini, binatang bertelinga panjang itu mengerahkan semua tenaganya en konsentrasi penuh pada garis finis. Dia nggak lagi nolah-noleh ke belakang en duduk2 santai. Pertandingan kedua itupun dimenangkan oleh kelinci. Dengan sportif kura2 ngucapin selamat pada kelinci sambil berkomentar "falsafah alon-alon asal klakon bisa dikalahkan dengan kesungguhan, spirit en fokus pada tujuan akhir yang ingin dicapai?

Wah kedudukan satu-satu ya? seru kura2. Untuk menentukan siapa pemenangnya pertandingan mesti digelar kembali. Kali ini kura2 meminta kepada kelinci agar kura2 yang menentukan rute pertandingan. Karena merasa larinya lebih kenceng dibandingkan kura2 iapun menyetujui tawaran kura2 itu.

Pertandingan dimulai. Sang kelinci langsung memimpin pertandingan. Namun di tengah perjalanan kelinci berhenti, ternyata rute yang kudu dilewati adalah sungai yang sangat lebar. Maka sampailah kura-kura di tepian sungai itu dan menyapa sang kelinci yang sedang gelisah? maaf ya saya nyeberang duluan, he..he..? Dipertandingan ke tiga ini kura2 yang jadi pemenangnya. Untuk kedua kalinya kelinci menangis.

Kura2 mendatangi kelinci. Sambil terisak kelinci berkata kepada kura2? ternyata kalau kita ingin menang, kita mesti lihat pada kemampuan diri en keahlian, ya?
Untuk menghibur kelinci kura2 menyodorkan tawaran. Bagaimana kalau kita berlomba lagi. Kali ini, nggak ada yang kalah, semuanya menang. Caranya, saat di darat kamu gendong aku. Nah, kalau di sungai aku yang gendong kamu, gimana? kata kura2. Kelinci setuju dengan tawaran ini.

Ternyata di pertandingan ke empat ini, waktu tempuhnya jauh lebih cepat ketimbang sebelumnya. Akhirnya, kedua binatang itu sepakat kalau mereka saling bekerjasama sesuai dengan kemampuan en keahlian masing2 tentu akan menghasilkan prestasi yang jauh lebih baik. Terpenting lagi, nggak ada yang merasa dikalahkan, tul nggak!

Bila kehidupan berbangsa kita dihiasai dengan kerjasama antar satu dengan yang lain, tentu akan banyak prestasi yang bisa kita dulang. Napsu untuk menang sendiri, menonjolkan gank atau kelompoknya udah nggak jamannya lagi, tinggalin aja. Buang sono jauh2!

Nah, sekarang baru nyadar kan. Kalau kelinci en kura2 aja bisa, ngapain juga kita nggak! Semua itu, hanya bisa kita raih bila kita bekerja sama. Wah, bisa dibayangin ya! Kalau semua elemen bangsa ini bisa bekerja sama secara baik, hasilnya tentu akan dahsyat, pren! Dan nggak carut-marut kayak sekarang ini, ya nggak! Hebat ya kura2 en kelinci ini. Lalu kita, kapan? He...he… (Ridho, dkk)

Selasa, Juni 10

Cover Buku Kenangan

Ada pemandangan menarik saat kami masuk ruang kantor SMP kemarin. Komputer yang biasanya di pake oleh para guru, eih, dipake oleh Mas Danar, kakak kelas kami yang sebentar lagi akan segera mentas dari SMP. Kok, tumben ya! Ada apa? Sempat timbul tanda tanya. Namun, saat kami mendekat ternyata ia tengah mengerjakan sesuatu. "Serius amat sih!"

Ia tampak begitu asyik berkreasi. Penasaran, kami menghampirinya lebih dekat lagi. Barulah setelah itu kami tahu. Ternyata ia tengah mendesain sesuatu di Coreldraw, program desain yang biasanya diajarkan dalam mata pelajaran kesenian. Saat kami tanya "Lagi bikin apa, Mas?"
"Lagi bikin cover untuk buku kenangan, Dik!".
"Emang dikerjakan sendiri ya Mas, Kok nggak di cetakkan aja di percetakan seperti sekolah2 lain gitu, kan lebih praktis!" tanya kami.
"Oh, nggak! Buku kenangan ini kami garap sendiri, Ya, karena jumlahnya yang nggak seberapa. Daripada di cetak harganya mahal mending di garap sendiri. Mungkin buku kenangan itu akan kami print satu-persatu. Setelah itu kami bukukan, kemudian kami rapikan di pemotongan" Jawabnya,
"Oh, begitu ya!," sahut kami singkat.

Saat kami lihat desain covernya, kelihatannya kok bagus ya! Kami pikir sayang kalau harus dinikmati oleh kalangan sendiri, mending diposting aja, trus dimasukan ke Zona Kreasi. Lumayan nambah konten, kan? Lagian Zona Kreasi emang untuk itu, kok! Kalau nggak di manfaatin kan percum nggak bergun, ya nggak Bro! "Ya, udah masukin aja, masukin aja," desak temen2. Nekad aja, kami bertanya pada Mas Danar.

"Mas, gimana kalo cover karya Mas Danar, Kami masukkan aja ke Alcomedia?,"
"Nggak masalah kalo mau kamu pasang di blog. Malah kebetulan sekali, itung-itung sebagai kenang2an, tapi sebelum kamu pasang di blog aku export ke jpeg dulu ya!" Kata Mas Danar. Setelah dapat file gambar dalam format jpeg dari Mas Danar. Kami kemudian mempostingnya.

Ok! Sekarang udah kami pasang hasil karya Mas Danar di blog ini. Kami kira ini bagus. Bagus sekali! Entah gimana menurut kamu? Kata Pak Wahyu, guru seni kami, penilaian itu sifatnya subyektif. Tergantung siapa yang menilainya. Namun, ada patokan2 tertentu yang bisa kita gunakan, misalkan saja enak nggak gambar itu di pandang. Gampangannya sih, karya itu dinilai dari unsur visualnya. Masalah konsep dan tata nilai seni yang lain itu biasanya kembali kepada si pembuat. Ya, bolehlah itu dikatakan relatif. Bagi kamu yang ingin menikmati karya Mas Danar, ato mau mengapresiasi karyanya tersebut. Silahkan pantengin aja kreasi cover di bawah ini:

Oh, ya! Bagi kamu yang berada di luar sono. Kalau kamu ingin menampilkan karyamu yang berupa gambar, baik poster (atau jenis2 reklame lainnya), kartun, karikatur ato olah karya seni kerajinan de el el. Kamu bisa kirimkan gambar karyamu itu dalam format gif, jpeg ato bmp, disertai keterangan singkat tentang karya tersebut ke alamat email kami: alcomedia@gmail.com. Biar nggak berat ngangkatnya (baca: loading) mohon kapasitas file maksimal 80 kb ato ukuran maksimal 800 pixel, width en heightnya. Trim's. (Cah Mading Alcom)

Global Warming dan Penyakit "Egoindisme"

Sekarang lagi rame-ramenya orang bicara global warming atau pemanasan global. Cuaca dan suhu bumi semakin panas, es di kutub utara terus mencair dan dikabarkan akan menenggelamkan bumi. Bumi ini akan terbakar dan meleleh seperti magma yang turun dari puncak gunung berapi, mengerikan ya! Iklim bumi berubah-ubah drastis membuyarkan prediksi dan prakiraan cuaca. Siklus hujan yang biasanya teratur menjadi kacau, tak seperti biasanya. Kayaknya sulit membedakan mana musim kemarau mana penghujan. Diharap kemarau eh malah hujan, sudah itu banjir lagi. Diharapkan hujan yang datang kemarau, kacau kan!


Global warming menjadi ancaman yang tak bisa dianggap main-main, karena menyangkut kehidupan semua penduduk bumi. Penangulangan global warming menjadi tanggung jawab bersama penduduk bumi. Tapi, yang lebih bertanggungjawab harusnya adalah mereka yang menjadi penyuplai terbesar kerusakan di muka bumi ini. Siapa mereka itu? Mereka adalah para pemilik industri-industri besar di dunia. Jangan mereka hanya enak-enakan aja meraup semua kekayaan bumi ini, sedangkan kerusakan bumi yang diakibatkan oleh ulah tangan mereka, diabaikan aja. Ini jelas tidak adil, bukan! Sory, lagi marah nih! Merekalah yang seharusnya bertanggung jawab terhadap semua ini. Lalu mana tanggung jawab mereka? Hahhh, mana?

Akibat global warming, sekolah kami juga ikut terkena getahnya. Sekolah kami jadi banyak debu, cuaca kelas panas, belajar jadi nggak konsen, lebih-lebih suasana seperti ini seringkali memantik emosi liar kami yang biasanya berujung pada pertengkaran, semuanya serba nggak nyaman. Ternyata semua ini terjadi tak cuma karena kelalaian kami namun juga akibat sedekah haram dari global warming ini. Kami tidak mencari kambing hitam untuk menutupi kesalahan sendiri. Ngapain juga begitu, wong kambing putih aja masih buanyak kok! Namun, fakta bicara demikian, bukan begitu, pren! Ahh, kapan semua ini akan berakhir, ya? Entahlah?



Inikah Penyebabnya?

Setelah kami coba pikir-pikir, akhirnya kami menemukan jawaban kenapa global warming ini terjadi? Kami pikir yang paling mendasar adalah karena manusia di muka bumi ini udah terjangkiti virus egoisme dan individualisme. Kok bisa! Apa hubungannya donk?

Ok, begini. Egoisme en individualisme itu ibarat pinang dibelah dua. Kalo dibilang kakak beradik, ya boleh lah! Gitu aja kok repot! Nah, kalo keduanya dimerger maka akan lahir sebuah penyakit yang obatnya lebih susah dicari daripada obat penyembuh aids, sebut aja namanya "Egoindisme" (maapin ye! Nih istilah karangan kami aja, jadi nggak bakalan nongol di kamus, he..he…) Gimana wujudnya? Wujudnya seperti mau menang sendiri nggak mau kalah dengan orang lain. Nggak mau mikir gimana orang lain, mau orang lain sengsara, menderita, masa bodoh! Yang penting dirinya hepi, urusan jalan terus. Nah, coba tu! Kalo kamu2 pada kejangkitan nih penyakit, bisa kebayang nggak sih! Bisa kacau-cau semua urusan. Sekalian aja hidup di hutan sono, nggak usah kumpul dengan manusia yang lain.

Nah, karena penyakit inilah global warming ini muncul. Coba bayangkan! Kalo aja manusia nggak punya penyakit Egoindisme ini, dunia ini udah sejak lama tentram en penuh dengan kedamaian. Nggak seperti sekarang. Kalo aja manusia nggak main tebang hutang sembarangan, kalo aja nggak mau buang sampah sembarangan, kalo aja semua jenis asap yang dikeluarkan oleh kendaraan berbahan bakar minyak, rokok yang diisep manusia atau pabrik-pabrik industri itu bisa disaring dengan benar, tidak membahayakan en mengandung zat2 atau unsur2 kimiawi yang merusak, kalo aja para pemilik perindustrian besar di bumi ini tak serakah dan mau peduli dengan kerusakan yang udah ditimbulkannya, kalo aja mereka sadar dengan semua ini, barangkali global warming nggak bakalan terjadi, tul nggak! Nah, kalo udah terlanjur begini, semuanya mau tak mau terkena dampaknya juga. Bahkan adik bayi yang baru lahir pun ikut menanggungnya, padahal ia nggak tahu apa2. kesian kan!


Mungkin Ini Sebuah Solusi

Ok! Mau nggak mau ini udah terjadi. Nggak usah disesali. Sekarang yang dibutuhkan adalah kerja keras kita. Mau nggak kita ngorbanin tenaga untuk berpartisipasi menanggulanginya. Lalu apa donk usaha kita? Untuk menjawab soal ini, ingatlah dengan tiga "M"nya Aa' Gym. Apaan tu? Yaitu mulailah dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, dan mulailah sekarang juga.

Sekarang, cobalah kita melakukan penghijauan di sekitar kita, sekolah, rumah, jalan atau dimana aja. Buat lingkungan kita, desa atau kota menjadi hijau. Tak sekadar jalanin gerakan tanam seribu pohon, berjuta-juta pohon juga nggak apa-apa. Yang penting hasil akhirnya bumi kita hijau kembali. Lalu, yang nggak kalah penting lagi adalah rajin-rajinlah mandi. Sebab bau badan akibat malas mandi itu paling tidak ikut menyumbang kebocoran ozon dilapisan langit bumi sono, he…he…Hayo, sapa yang belum mandi?

Lagi nih ya! Mulailah sekarang nih kita kudu hemat energi. AC, kulkas, seterika, PC dan lainnya yang memakan beban listrik besar nggak usah dipakai kalo nggak perlu. Ato back nature aja. AC nggak perlu pake listrik cukup bikin aja rumah kamu punya banyak jendela. Trus kalau kamu nyetrika pake aja setrika model lawas yang pake arang, ato kalau kamu pingin minumanmu tetap dingin, nggak usah pakai kulkas pakai aja kendi, kami jamin sama kok dinginnya. Nenek moyang kita dulu pake, nyatanya mereka tetap awet sehat sampai sekarang. Kalo biasanya kamu belajar di malam hari, ubahlah mulai sekarang belajar di siang hari. Kamu manfaatin aja tu sinar matahari, nggak usah pake listrik. Malam hari untuk istirahat. OK, kan!

Nah, untuk kamu yang doyan main game, mulai sekarang carilah permainan yang lebih ramah dan natural yang kagak bakalan ngabisin listrik. Sebut aja misalnya main petak umpet, ato bikin mobil balap dari kulit jeruk Bali, nggak apa-apa kan! Dengan begitu daya kreasimu akan semakin berkembang, siapa tahu Tuhan menentukan lain, kelak kamu bakal bisa bikin mobil sendiri. Bahannya murah dan ramah lingkungan yang kualitasnya nggak kalah dengan Jaguar, BMW, Porche, Lamborgini dan mobil2 kece lainnya, hebat kan!

Atau kalau nggak gitu olahraga, lari-lari, main sepak bola, sepak takraw, bola voly, bulu tangkis atau yang lainnya. Siapa tahu aja dengan berolah raga kayak gini, kamu berpeluang menjadi atlit yang diperhitungkan tidak aja di negeri ini tapi juga dunia, he..he…Tinggalkan ngegame yang banyak ngabisin listrik.

Nah, untuk kamu yang biasanya ke sekolah pake kendaraan ber-BBM. Mulai sekarang, Pakailah kendaraan yang kagak boros dan irit (sst…jangan bilang sapa2, kayak Honda itu lho). Kalo nggak gitu, kamu lebih baik mancal sepeda aja. Itung2 selain fisik kamu tambah kuat, keringet kamu juga tambah asem, he...he…

Waduh…sebenarnya masih banyak lagi nih! Tapi berhubung kita juga kudu hemat energi, maka kami cukupkan sampai di sini aja ya! Lain kali disambung lagi kalo energi kami udah kembali, he...he…Kalo ada sumur di ladang boleh kita menumpang mandi, kalo tak ada sumur diladang, ya…itu bukan urusan kita, biarin aje kagak usah dipikirin…ye! He…he…(Anjar, dkk)






Senin, Juni 9

Menulis Cerita itu Mudah

Sekian tahun berkiprah di dunia pendidikan membuat saya sadar bahwa tidak semua orang memiliki bakat menulis.Kalau hanya sekadar menulis pasti bisa, tetapi mencari inspirasi kemudian menuangkannya menjadi sebuah karangan ternyata membutuhkan kemampuan khusus.

Tidak semua orang dikarunai bakat menulis (dalam hal ini karangan) yang cemerlang. Walaupun ada pendapat yang mengatakan bahwa semua orang bisa menulis, tetapi tetap saja bakat menjadi penunjang yang tak kalah pentingnya untuk melancarkan kemampuan. Sebaliknya bakat tanpa latihan, bagaikan pisau yang tumpul karena tidak pernah diasah. Jadi bakat dan latihan keduanya dapat menjadikan seseorang memiliki kemampuan yang baik.

Lalu bagaimana dengan orang yang tidak memiliki bakat menulis? Saya sering melihat anak didik yang sulit menemukan ide atau mengubahnya menjadi sebuah karya. Bagi saya menulis itu mudah! Bukan karena saya bergelut dalam dunia ini, maka saya berpendapat demikian. Memang benar menulis itu mudah! Seandainya sulit, tidak mungkin seorang dokter dapat menjadi novelis terkenal atau sarjana teknik mesin menjadi pengarang yang cukup dikenal. Padahal dunia mereka benar-benar menyimpang jauh dari dunia sastra. Ini berarti bahwa sebenarnya setiap orang dapat menulis, asalkan ia memiliki kesabaran dan keteguhan hati yang luar biasa.

Kesabaran menemukan ide yang tepat untuk bahan tulisan dan keteguhan hati dalam menuangkan proses kreatif untuk menjadikannya sebuah tulisan yang utuh.
Menentukan ide tidaklah sesulit yang kita bayangkan. Apa saja yang kita temui atau berada di sekitar, dapat dijadikan bahan tulisan. Untuk menjadikannya sebuah karangan (cerpen misalnya) kita dapat mengingat atau
membayangkan suatu peristiwa dan menggabungkannya dengan ide tersebut. Bahkan pengalaman seseorang pun bisa kita jadikan cerita walaupun ada penambahan pada beberapa bagian. Hal ini penting karena cerita bukanlah kejadian nyata, walaupun berasal dari sumber yang nyata. Sebuah cerita memerlukan gabungan peristiwa nyata dan imajinasi, serta menuntut keahlian pengarang dalam bermain kata.

Joni Ariadinata seorang pengarang yang pernah menjalani kehidupan masyarakat kelas bawah menggambarkan kehidupan keluarga yang serba kekurangan dan tinggal di tempat kumuh pula. Cerpennya yang berjudul "Lampor" mampu menjelaskan dengan menarik kehidupan masyarakat kumuh tersebut. Pergaulan sehari-hari bersama orang-orang pinggiran membuat Joni tidak mendapat kesulitan saat menuliskan kata-kata yang biasa terdapat di kalangan tersebut. Hal ini berarti Joni memberikan sebagian pengalamannya dan sebagian lainnya berupa imajinasi. Pengalaman itu dituangkan ke dalam penulisan bahasa yang digunakan para tokoh cerita, sedangkan kejadian-kejadian yang dialami para tokoh adalah bentuk imajinasi yang disuguhkan Joni. Walaupun cerita yang ditulis adalah sebuah perkara yang lazim terjadi, tetapi semua itu tidak terlepas dari bayangan-bayangan yang muncul dalam benak saat pengarang memutuskan untuk mengubah ide menjadi cerita.

Mulailah dari hal yang paling sederhana. Menulis buku harian dengan mencantumkan kejadian yang mengesankan adalah langkah yang tepat untuk mulai berlatih menulis. Atau tulis tentang apa saja. Tidak masalah jika pada awalnya belum membentuk paragraf atau cerita. Rajin menulis akan dapat mengasah kepekaan kita dalam merangkai kalimat-kalimat yang padu menjadi paragraf. Sekali lagi jangan biarkan imajinasi terpendam di dada,gali dan terus gali hingga kita dapat membuktikan bahwa menulis cerita itu memang mudah! (Judita Sari)

Jangan Pernah Hilang Harapan

Ada kata bijak mengatakan "kita boleh kehilangan segalanya tapi jangan sampai kehilangan harapan. Disaat semua lilin kehidupan padam maka harapan adalah lilin pelita yang menerangi gelap gulitanya kehidupan kita. Cahaya harapan itulah yang akan menuntun kita untuk meraih kembali segala apa yang kita dambakan dan impikan.

Ungkapan bijak inilah yang beberapa waktu lalu (2-3/5) disampaikan oleh Ustadz Toha Syaifudin dalam pembinaan guru baru LPI Al Azhaar yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet, Mojokerto. Sebanyak 50 lebih guru-guru Al Azhaar mengikuti pembinaan ini. Pembinaan ini dimaksudkan sebagai wahana pengenalan lebih mendalam akan visi dan misi LPI Al Azhaar terhadap guru- guru baru tersebut. Selain juga dimaksudkan untuk membangun sinergi yang baik antara guru dan karyawan lainnya dengan lembaga. Sehingga tekad dan harapan untuk membina generasi robbani akan benar-benar terwujud dan teraktualisasikan dalam kenyataan.

Di pondok pesantren yang asri pimpinan KH. Mahfudz ini para peserta mendapat sambutan yang teramat hangat dan baik dari tuan rumah. Seperti air jernih yang selalu mengalir deras di kaki pondok, begitu pula kiranya perasaan yang ditampakkan oleh para peserta. Mereka sepertinya begitu menikmati suasana yang sangat bersahabat dan damai di pondok ini. Sangat nyaman, itulah kata pertama yang terucap dari mulut-mulut mereka saat memasuki kamar peristirahatan masing-masing. Begitu tenang dan nyaman, jauh dari hingar-bingar suara bising kota dan polusi udara. Pantas saja bila banyak villa-villa pribadi atau tempat-tempat peristirahatan di bangun di sana. Barangkali faktor kenyamanan dan kedamaian inilah yang menjadi alasannya.

Tak sedikitpun waktu terlewati kecuali menikmati pemandangan alam begitu indah yang disuguhkan oleh Sang Maha Pencipta di tempat ini. Obrolan-obrolan yang mengalir diantara peserta pun tak begitu jauh dari memperbincangkan keistimewaan tempat ini. Badan yang terasa lelah tampak kembali segar dengan guyuran air bening-jernih yang menyusup ke pori-pori kulit. Kepenatan hilang digantikan dengan semangat dan antusiasme para peserta dalam menyimak materi demi materi yang disampaikan oleh para pembicara. Tak urung walau tampak sederhana namun acara yang digagas oleh panitia berjalan lancar tanpa hambatan.

Acara pembinaan ini berlangsung selama dua hari. Hari pertama lebih banyak diisi dengan pengenalan terhadap masalah-masalah kesekretariatan di LPI Al Azhaar. Ustadz Nurdin Wahyudi sebagai wakil lembaga menjelaskan panjang lebar tentang alasan diadakannya kegiatan pembinaan ini. Ia juga menjelaskan berbagai hal mengenai kesekretariatan yang saat ini di amanahkan di pundaknya. Acara pada session pertama ini berakhir saat menjelang ashar. Para peserta segera berkemas menuju peristirahatan masing-masing untuk mandi, sholat dan menikmati menu hidangan yang disuguhkan di hari itu. Setelah menuntaskan semuanya, mereka kembali bersiap-siap untuk mengikuti acara selanjutnya.

Acara berjalan seperti biasa hingga pukul sepuluh malam. Pemateri yang tampil pada malam itu adalah Ustadz Minhajun Niam. Ustadz muda pimpinan Ma'had Ibnu Ma'ud Tulungagung ini menyampaikan beberapa penjelasan yang terdapat dalam kitab Tawajjuhat. Kitab mungil ini merupakan hasil penyusunan dari KH. Ihya 'Ulumudin, murid kinasih Al Allamah Syekh Alwi Al Maliky (alm.). Kitab ini menjelaskan tentang wirid-wirid dan do'a-do'a harian yang mu'tabaroh. Secara tegas dan lugas Ustadz Niam mampu menyampaikan beberapa penjelasan tentang isi dari kitab tersebut secara baik. Selepas itu, para peserta kembali istirahat menuju peraduan masing-masing. Saat asyik terlelap dengan mimpi indahnya, tiba-tiba para peserta dibangunkan kembali untuk melakukan qiyamul lail. Mereka serentak terbangun dan terlihat jam menunjukkan pukul tiga pagi. Hawa dingin terasa menusuk pori-pori kulit. Tidur merupakan kenikmatan Allah yang tak terbeli dengan apapun. Namun, dengan penuh kesadaran para peserta bangun dan melaksanakan ibadah malam tersebut hingga waktu menyentuh Subuh.

Hari kedua, lepas Subuh acara langsung dimulai dengan pemberian motivasi yang disampaikan oleh Ustadz Toha. Ustadz karismatik yang berkacamata itu menyampaikan betapa pentingnya kita menjaga silaturrahim dan komunikasi. Sebab hal itulah yang selama ini menjadi penyebab dari keretakan hubungan antar sesama pegawai di lembaga ini. Selain itu, bapak dari tiga anak ini juga menyampaikan betapa berharganya sebuah harapan. Barangkali kita boleh kehilangan segalanya, namun jangan sampai kita kehilangan harapan. Kehidupan ini adalah harapan, barangsiapa kehilangan harapan akan kehilangan kehidupan. Ungkapan tersebut benar adanya. Apalagi sebagai seorang mu'min tidak sepantasnya kita berputus asa dan hilang harapan.

Berikutnya, acara bergulir seperti butiran embun di atas daun. Seseorang yang ditunggu sejak awal, akhirnya datang. Para peserta memang sudah lama menunggu datangnya Pak Imam dan sempat bertanya-tanya dimana keberadaannya. Beredar kabar beliau sedang sibuk mempersiapkan kepergiannya bersama rombongan para kyai ke Yaman. Sebuah misi mulia tengah diembannya. Pucuk di cinta ulam pun tiba, pagi itu beliau datang.

Ustadz H. Imam Mawardi, Direktur LPI Al Azhaar ini menyampaikan berbagai hal tentang perjalanan Al Azhaar dari awal hingga kini. Perjalanan lembaga pendidikan ini dipenuhi dengan berbagai macam tantangan dan hambatan. Satu hal yang patut dicatat adalah bahwa untuk meraih kesuksesan itu paling tidak selain kerja keras kita juga harus membarengi usaha itu dengan doa, dan banyak-banyak bertaqarrub kepada Allah SWT. Karena mustahil mendapatkan kesuksesan jika sisi ini diabaikan. Banyak hikmah yang dapat dipetik dari wejangan Sang Direktur ini.

Sambil menunggu keberangkatan untuk kegiatan outbond, Ustadz Toha kembali memberikan sedikit materi motivasi kepada para peserta. Beliau meminta para peserta berperan sebagai guru yang sedang berhadapan dengan problem yang dialami oleh anak didiknya. Bagaimana sang guru ini menyelesaikan problem itu? Untuk itu, beliau menunjuk dua orang peserta agar berperan sebagai seorang guru dan santri. Dua orang yang ketiban sampur untuk memerankan guru dan santri adalah Ustadz Wahyudin dan Ustadz Hadirin yang selalu hadir di setiap kegiatan yang diadakan oleh lembaga. Pantas saja, namanya juga hadirin. Kedua peserta ini kemudian tampil ke depan. Ustadz Wahyudin sebagai gurunya dan Ustadz Hadirin sebagai santrinya. Sedangkan guru-guru lainnya berperan sebagai rekan-rekan Hadirin.

Ustadz Hadirin, lelaki asal lumajang ini berhasil dengan baik memerankan seorang santri yang tengah terbelit masalah. Secara apik pula Ustadz Wahyudin mampu berperan sebagai guru yang berhasil membangkitkan kembali semangat santrinya yang tengah dirundung masalah itu. Seorang guru memang harus mampu, paling tidak menyelesaikan dan memberikan alternatif jalan keluar bagi persoalan-persoalan yang tengah dihadapi oleh santri-santrinya. Aksi keduanya begitu lucu, Ustadz hadirin sebagai santri, dengan bermanja-manja mengadu kepada gurunya. Sedang Ustadz Wahyudin sebagai guru, menunjukkan kasih sayangnya dengan mengelus-ngelus kepala si santri ini, sambil mengucapkan kata-kata yang membangkitkan semangatnya. Tak pelak aksi kedua ustadz yang bergelar MSc. (Madura Spirit Conection) ini, mengundang gelak tawa rekan-rekannya yang lain, suasana pun menjadi ger.

Outbond menjadi acara terakhir yang harus dilalui oleh para peserta. Panitia telah menentukan kawasan wisata pemandian air hangat Padusan jadi pilihannya. Ditengah persiapan berkemas menuju tempat wisata tersebut, Pak Kyai Mahfudz pimpinan pondok pesantren tampak keluar dari kediamannya. Sejak awal kedatangan rombongan di pondok itu, pak kyai memang tidak tampak di kediamannya. Barangkali karena kesibukannya yang se-abrek, beliau begitu sulit ditemui. Beruntung saat para peserta hendak keluar untuk outbond, pas bertemu dengan kyai ini. Pak kyai yang juga santri dari Sayyid Maliky (alm.) ini langsung didaulat oleh panitia untuk menyampaikan wejangan kepada para peserta. Di halaman rumahnya yang adem itu, pak kyai menyampaikan wejangannya. Para peserta berdiri hikmat mendengarkan wejangan ini.

Dalam wejangannya, pak kyai lebih banyak memberikan motivasi agar kita senantiasa menjaga identitas keislaman dan tidak terpengaruh dengan program-program asing yang berniat merusak identitas keislaman ini secara perlahan. Ia menyatakan mencium aroma ketidakberesan ini. Lembaga pendidikan Islam harus bisa mandiri. Kalau bisa lembaga pendidikan tidak hanya sekadar memberikan pendidikan namun juga mampu berperan dalam membantu para santri untuk lebih mandiri secara ekonomi, yaitu dengan cara melibatkan mereka dalam pengelolaan ekonomi di lembaga. Dengan demikian santri akan lebih siap untuk terjun ke tengah masyarakat karena sejak awal ia telah dididik untuk mandiri. Saat ini kehidupan ekonomi umat Islam sangat jauh dari harapan. Mereka hidup dalam keterpurukan ekonomi dan kemiskinan. Paling tidak usaha untuk membangkitan ekonomi umat ini akan sedikit membantu mengentaskan sebagian problem kehidupan yang ada. Disadari benar bahwa persoalan yang membelit umat ini begitu sangat pelik. Dari segala segi umat ini dilingkupi dengan banyak masalah. Ia berharap dengan langkah-langkah di atas, sebagian problem itu akan sedikit terkurangi. Namun ia menyadari bahwa langkah terpenting dari semua itu adalah melaksanakan syariah Islam secara kaffah. Karena hanya syariah Islam sajalah yang mampu mengentaskan semua problem umat ini. Meski jalan menuju ke sana banyak menghadapi kendala, umat Islam tak boleh berputus asa. Mulailah dari apa yang kita bisa. Demikian wejangan KH. Mahfudz yang disampaikan dihadapan para peserta.

Setelah menerima wejangan dari KH. Mahfudz, para peserta segera naik ke bus yang akan mengantarkan mereka ke tempat tujuan. Setelah tiba di tempat, Ustadz Toha langsung menggiring para peserta untuk mengikuti permainan yang sudah ia rencanakan sebelumnya. Para peserta tampak asyik-masyuk dalam permainan itu. Semuanya tampak bergembira. Para peserta dibagi dua, yaitu tim bapak-bapak dan ibu-ibu. Masing-masing tim tak mau kalah dengan lawannya. Keduanya bersaing keras menampakkan keunggulan masing-masing. Namun, tak ada yang kalah dan menang dalam permainan ini. Karena yang diharapkan hanyalah bagaimana kita menciptakan kekompakan dan kebersamaan dalam sebuah tim. Dan kedua tim telah melakukan permainan ini dengan sebaik-baiknya. Permainan pun berakhir diiringi wajah puas dan sumringah dari para peserta.

Selain melakukan kegiatan outbond ini, para peserta juga menikmati pemandangan asri di tempat wisata yang sangat terkenal dengan pemandian air panasnya itu. Selepas menikmati suasana yang ada, para peserta kembali ke bus. Saat tiba di parkiran bus, Ustadz Andi dan Ustadz Hadi yang telah sampai terlebih dulu, melambaikan tangannya kepada para peserta. Keduanya tengah duduk santai menyantap ote-ote goreng plus petis yang disediakan oleh penjualnya. Beberapa peserta bapak-bapak tampak ikutan nimbrung. Setelah menikmati sekadarnya, mereka segera menyusul peserta lain masuk ke dalam bus yang akan membawa mereka kembali ke pondok. Sesampainya di pondok, para peserta segera mengemasi barang-barangnya. Hari itu juga mereka kembali pulang ke Tulungagung.

Lepas Ashar rombongan meninggalkan pondok. Bus Lina Jaya yang membawa mereka melaju pelan menuruni daerah pegunungan itu. Syukur, tak ada sedikitpun rintangan yang ditemui sepanjang perjalanan. Perjalanan itu lancar. Sekitar pukul tujuh malam bus Lina Jaya yang membawa rombongan sampai di pelataran Masjid Ar Rohman SD Al Azhaar yang berfungsi sebagai tempat pemberangkatan sekaligus kepulangan. Para peserta kembali ke rumah masing-masing dengan membawa sebuah harapan, semoga Al Azhaar ke depan, mampu mengemban tugas berat 'pendidikan' membina generasi robbani ini secara lebih baik dan bermartabat. Amin. (dien)

Inilah Sekolah Kami

SMP Islam Al Azhaar merupakan salah satu sekolah Islam terkemuka di Tulungagung. Visinya membina santri berakhlak karimah dan berprestasi. Di sanalah kami kini menimba ilmu, baik agama atau dunia. Jadi dua-duanya dapet deh! Kepala Sekolah kami, Ustadz Toha Syaifudin pernah menyampaikan sebuah hadist yang menyatakan 'barangsiapa yang ingin meraih kehidupan dunia hendaklah dengan ilmu, dan barangsiapa yang ingin meraih kehidupan akhirat hendaklah dengan ilmu pula, begitupun yang ingin meraih keduanya hendaklah dengan ilmu. Artinya, apapun tujuan dan kepentingan hidup ini semuanya harus diraih dengan ilmu. Benar gitu kan, pren!

Sekolah kami ini berada dekat dengan pusat kota Tulungagung, bertetangga dekat dengan sekolah-sekolah lainnya. Lokasinya tepat di Jl. Pahlawan III/40 Kedungwaru, Tulungagung. Dari segala arah mudah dicapai, baik dari arah Kediri, Trengalek, Blitar atau sekitarnya. Karena jalan akses ke sekolah kami itu merupakan jalur lintas antar kota, terutama kota-kota se-exkarisidenan Kediri. Jadi, tak ada persoalan berarti kalau ingin mampir ke sekolah kami. Ayo, kapan mampir ke sekolah kami!

Tapi kalau kamu tak sempat untuk jalan-jalan, ya sudahlah tak perlu dipaksakan. Kata 0rang, terpaksa itu nggak baik lho! Tapi, jangan khawatir, bagi kamu yang ingin tahu informasi lebih lengkap tentang sekolah kami, kamu bisa akses weblognya http://smpalazhaar.blogspot.com. Blognya asyik dan menarik, kok! Rajin di update lagi. Ya, kayak blog kami inilah he…he…pede aja lagi! Malah blog kami ini kayaknya lebih bagus deh, he…he…Hush! Awas nanti kualat, lho! Dasar latah! He...he…

Dari waktu ke waktu, sekolah kami terus berbenah diri. Seperti layaknya seorang yang akan kedatangan tamu agung, ia akan berusaha memberikan sambutan yang terbaik. Mematut diri di depan cermin, memakai minyak wangi, menyisir rambut, memakai pakaian yang terbaik dan menyiapkan kata bertutur yang sebaik-baiknya. Tampil rapi dan anggun adalah bagian dari usaha menciptakan performa baik di depan tamu. Jangan sampai terlihat kumal tak terawat atau acak-acakan. Wajar saja kan? Siapa pun tahu kalau berhias itu bagian dari kesunnahan, betul nggak? Asal tak kelewat batas aja, setuju pren?

Sekolah kami kadang terlihat bersih menawan, kadang pula kotor dan berdebu, kadang hujan deras datang dan masuk tanpa permisi. Angin yang sangat kencang menghempaskannya ke ruang kelas kami. Kami semburat menyelamatkan diri. Bukan karena sekolah kami tak beratap. Bukan pula tak berdinding. Sekolah kami sangat layak kok! Namun, karena tak ada atap pelindung tambahan di atas jendelanya. Ya, kami sadari benar sekolah kami ini sedang berbenah. Setiap orang di dunia selalu menuntut kesempurnaan, itu wajar. Tapi, orang yang tak mau mengerti dengan kondisi orang lain itu egois namanya. Kami bukanlah orang-orang egois, kami sadar benar dengan kondisi sekolah kami. Kami selalu berusaha untuk menjaga kebersihannya. Selalu menjaganya agar selalu kelihatan rapi dan menawan, kecuali kalau lagi males, he...he...Ups, kelepasan deh! Malu ahh!

Kata orang, dulu tempat ini (lokasi tempat bangunan SD dan SMP. red) sepi. Namun, semenjak ada SD dan SMP Al Azhaar yang posisinya berdampingan, daerah ini menjadi ramai dan lebih dikenal. Sehingga sampai ada nasi pecel yang dijual oleh salah satu warung disini terkenal dengan nama nasi pecel Al Azhaar. Padahal tak ada hubungannya antara Al Azhaar dan nasi pecel itu, kecuali kalau kami turut mampir dan makan di situ, he…he…Berarti hubungannya antara pembeli dan penjual, wah…tetap aja nggak nyambung donk, he…he…

Ya, inilah sekolah kami. Kami sayang sekolah kami. Di sini kami dididik untuk menjadi generasi yang memiliki jiwa robbani yaitu generasi yang bertaqwa dan berprestasi serta berperilaku islami. Kami juga dididik untuk memiliki jiwa seorang pemimpin. Karena disadari benar bahwa masing-masing kita hakikinya adalah pemimpin. Tercapai atau tidaknya itu sih tergantung dari kemauan kita sendiri. Berlebihankah kalau berkeinginan seperti itu? Oh, tidak. Itu wajar-wajar saja. Yang nggak wajar kalau kita menyia-nyiakan kesempatan ini, dan menghamburkan usia untuk urusan yang tak berguna, huhhh capek deh! (anjar dkk)

Segalanya tentang Blog Alcomedia

Ada usulan menarik dari salah seorang teman kami, saat kami lagi asyik membenahi pernak-pernik mading yang biasanya kami update setiap bulannya. Usulan menarik itu adalah mengapa tidak kita buatkan saja mading kita ini sebuah blog. Memang urusan blog ini menjadi sesuatu yang lagi booming di sekolah kami akhir-akhir ini. Para guru pada asyik membicarakannya. Semua guru di sekolah kami masing-masing memiliki blog. Itulah salah satunya yang menginspirasi kami. Kami serentak menyambutnya. Yups, sebuah ide yang briliant. Dengan membuatkan blog untuk mading kita berarti konten mading ini secara luas akan bisa dinikmati oleh semua orang, khususnya para pelajar. Jadi mading itu tak hanya bisa kita nikmati sendiri namun juga bisa dinikmati oleh orang lain di luar sana. Berangkat dari pemikiran itu, akhirnya blog inipun lahir. Kalau semua guru memiliki blog mestinya kitapun tak boleh ketinggalan. Alhamdulillah kami bersyukur akhirnya kami juga mampu membuat blog. Jadi, nggak ketinggalan donk!

Blog ini merupakan media pembelajaran bagi kami, utamanya sebagai wujud kepedulian kami sebagai pelajar terhadap dunia pendidikan di negeri ini. Kami akan berupaya mengisinya dengan berbagai hal yang bermanfaat yang dapat memperkaya wawasan kita, menyuburkan kegemaran membaca, berdiskusi dan berkreasi.

Blog sederhana ini insyaallah akan mengantarkan kita bertamasya menikmati panorama maya dan pahatan kata indah yang terdapat di dalamnya. Kami berharap blog ini bisa memberikan hiburan dan kepuasan yang menjernihkan pikiran kita.

Kami pikir blog ini lumayan variatif dengan muatan kategori yang beragam. Dalam pandangan kami, keberagaman ini penting dan bermanfaat untuk memperkaya wawasan dan cakrawala pandang kita, agar kita tak terjebak sebagaimana gambaran 'katak dalam tempurung'.

Sekarang, saatnya bagi kami untuk menjelaskan satu persatu tentang ikon-ikon kategorial yang terdapat di blog ini.

All About Us
All About Us menampilkan segalanya tentang kami (crew), alcomedia, sekolah kami dan apapun yang berkaitan dengannya.

Beranda berisi kumpulan tulisan utama semacam tajuk dalam surat kabar atau koran.

Hikmah menuturkan berbagai kisah yang memberikan pelajaran tentang makna hidup dan kehidupan di alam mayapada ini.

Catatan Guru adalah ruang bagi guru-guru kami untuk menuangkan semua tulisannya tentang apapun terutama dunia pendidikan. Semoga dengan ini guru-guru kami semakin kreatif aja, he...he...

Inspirasi menampilkan segala hal yang dapat memberikan inspirasi bagi sebuah kehidupan yang lebih baik.

Opini sebuah ruang khusus untuk menampung segala pendapat tentang apa aja, baik itu pendidikan, sosial, budaya, ekonomi bahkan politik. Tak masalah , semuanya bisa masuk di sini.

Gaul Islami menyingkapkan banyak makna tentang pergaulan yang baik dalam pandangan Islam.

Pelangi Islam menampilkan kebesaran Islam dalam wujud karya-karya fenomenal yang di hasilkan oleh kaum Muslim sepanjang sejarah Islam.

Catatan Santri adalah ruang apresiasi bagi para santri atau teman-teman kami yang ingin sekali menyedekahkan karya tulisnya.

Zona Kreasi Ruang bebas berkreasi, menampilkan segala macam kreasi hasil karya kawan-kawan kita atau siapa aja.

Humoria memuat humor-humor segar yang menyenangkan, memberikan ruang relaksasi terhadap segala kepenatan hidup.

Seputar Kita menampilkan beragam informasi tentang kegiatan-kegiatan di seputar kita, yang berkaitan dengan pembelajaran dan lainnya.

Selamat menikmati menu-menu terdaftar di blog ini. Semoga semua sajian yang kami hidangkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi siapa saja. Selebihnya, jika masih terdapat banyak kekurangan, kami mohon maaf ya! Maklum namanya juga masih belajar. Ibarat tak ada gading yang tak retak, seperti itulah blog kami ini.

Wassalam
Crew Alcomedia